Jengah, benar-benar jengah akan penat yang kurasakan. Aku
benci, benci melihat semua kamuflase di sekitarku. Baru saja sepersekian
detik kupecahkan gelas kristal indah menjadi kepingan-kepingan beling
tanpa arti lagi, benar-benar hancur. Dan kugoreskan sebagian pecahannya
di lenganku tanpa ragu, aku ingin merasakan kesakitan yang juga
dirasakan gelas kristal setelah ku menghancurkannya. Bodoh, aku memang
bodoh. Rasa sakit ini mengawali kebodohanku atas semua. Aku sudah tidak
lagi waras bahkan terhadap hatiku sendiri, aku yang memulai dan aku pula
yang mengakhiri. Entah sekuat apa lagi aku bertahan, semua tak menjadi
mudah untukku. Cinta yang sempat mampu membuatku percaya ternyata hanya
membuatku percaya tapi tidak meyakinkanku dan aku kembali terkungkung
dengan imajinasi fatamorganaku di tengah terik mentari yang perlahan
mengikis airmata dan jejakku. Dan aku sendiri lagi kembali ke masalalu
yang telah menjadi catatan biru di antara tumpukan debu kisahku. Sama
sekali tak kurasakan gula,hanya kutemukan muka muram kusut yang berjalan
di keterasingan tersesat tak taujalan. Kemana lagi harus pergi ?
Tak ada lagi jejak yang kuikuti, tak ada lagi cerita yang memberi arti.
Kemana lagi harus pergi?. Kini semua manusia disibukkan dengan urusan
mereka sendiri-sendiri dan tak lagi bisa melihat apayang sebenarnya tak
terlihat. Keegoisan, kemunafikan, ketidakpedulian dan berbagai penyakit
busuk lain yangperlahan mulai menggerogoti hati. Dan aku pun terjangkit
salah satunya tanpa pernah tersadar. Ironis. Sempat seseorang
menghentikan perjalananku dan memberiku peringatan, aku pun terhenyak.
Ketika ku mulai sadar dengan semua, aku tau betapa aku lupa. Aku
kehilangan jatidiri, lantas bagaimana aku dapat meyakini ? bahkan aku
tak mampu mengenal diriku sendiri. Terhenti sejenak, mengambil nafas,
berpikir dan menerka-nerka sebabku terasing tak tau arah. Aku menangis,
terisak-isak, rupanya aku memang tak pernah tau kemana inginku, apa
mauku, karena aku tak kenal siapa diriku.
Aku tersesat, tak tau arah, sendiri di keterasingan. Aku hanya orang asing, asing dengan jiwaku, asing dengan diriku sendiri.
Kamis, 30 Januari 2014
Langganan:
Postingan (Atom)