Minggu, 12 Oktober 2014

Happy Birthday to Me.



            Hampir setiap tahun aku jarang mendapatkan kejutan di hari ulang tahunku. Karena aku sendiri juga cuek dengan yang namanya ulang tahun. Dan dua minggu menjelang ulang tahunku, aku mengikuti sebuah kompetisi menulis puisi untuk tingkat nasional, yang nantinya akan dipilih satu peserta untuk mewakili Jawa Timur di Kota Jagung Gorontalo. Tapi sebelumnya, semua syarat administrasi harus dipenuhi. Jika ada satu saja yang terlewat maka peserta seleksi langsung didiskualifikasi.
            Kupastikan semua syarat sudah ada di tanganku, segera ku serahkan ke pihak panitia. Dan saat memasuki aula di salah satu gedung pertemuan, mataku langsung terbebalalak melihat puluhan peserta lain telah duduk menunggu waktu seleksi dimulai.
            Tanpa menunggu lama, semua peserta telah menyiapkan beberapa kertas kosong dan satu pulpen. Karena selain kedua benda itu, benda lainnya dilarang untuk bertengger di meja termasuk ponsel. Tema pertama adalah tentang “Kebesaran Tuhan” di tulis besar-besar di whiteboard yang ada di depan. Aku menulisnya dengan semua kata yang muncul  di kepalaku. Selang sepuluh menit, tema kedua pun di tulis, dan selang sepuluh menit lagi tema terakhir tentang “Ibu” telah tertulis di depan. Untuk tema ketiga ini aku optimis bisa maksimal. Karena aku tak akan kehabisan kata untuk merangkai kalimat tentang seorang ibu.
            Setelah selesai, kertas di biarkan di meja. Rasanya seperti mengulang ujian SMA yang tiga bulan lalu baru saja kutaklukkan. Semua peserta disuruh ke masjid untuk menunggu sambil berdo’a dan sekalian sholat dzuhur, kulihat arlojiku juga sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Setelah sholat ternyata kita semua di bagi nasi kotak, kumakan saja karena sedari pagi belum sempat makan. Semuanya kupasrahkan pada Tuhan, aku yakin apapun rencana Tuhan itulah yang terbaik untukku.
            Tak lama, ada pengumuman untuk peserta seleksi puisi diharap kembali memasuki ruang yang tadi menjadi balai perang. Kulihat sekelilingku, sama sekali tak ada yang kukenal. Tak lama, salah satu juri membuka gulungan kertas yang berisikan sebuah nama. Betapa kagetnya ketika namaku menggema dari microphone ke seluruh penjuru ruang. Aku masih belum percaya, ternyata Tuhan mengabulkan apa yang kuminta.
            Dan seminggu kemudian, tepat di hari ulang tahunku 3 Oktober 2013. Aku pertama kali terbang tanpa sayap menuju belahan bumi lain yang sebelumnya tak pernah ku tahu. Ini adalah hadiah terindah yang pernah kudapatkan. Sebuah perjalanan paling berkesan dalam hidupku. Betapa Tidak, aku telah dipercaya untuk mengemban sebuah misi besar hanya karena beberapa lembar tulisanku. Memang tak ada permulaan yang mudah, tapi ini adalah awal untuk sebuah pengalaman yang akan menjadi guru di kemudian hari. Terima kasih Tuhan, karena telah memberi hadiah kesempatan untukku terus belajar. Apalagi bertepatan dengan hari ulang tahunku.
            Mulai detik ini, aku akan selalu mengingat hari ulang tahunku dan terus berkarya untuk sebuah hadiah pengalaman berharga untukku. Happy Birthday to Me. Kutunggu kado lainnya yang pasti lebih spesial.

0 komentar:

Posting Komentar